Posted by : Matematika B 2010 USB Wednesday, October 23, 2013

Berdasarkan Research Payscale.com, Matematikawan adalah salah satu pekerjaan yang masuk  10 besar pekerjaan dengan gaji tertinggi, tepatnya nomer 8. Kemudian CNBC juga melakukan Research mengenai pekerjaan yang paling tahan krisis ekonomi, dan matematikawan juga ada di 10 besar. Tapi pekerjaan terbaik kan bukan masalah gaji semata kan, nah kali in Wall Street Journal melakukan research dan menemukan pekerjaan terbaik di dunia itu adalah matematikawan.Pada hasil research Wall Street Journal, pekerjaan terbaik yang matematika-related tidak hanya matematikawan, tapi juga statistikawan dan aktuaris. Dan ketiganya menguasai tiga besar pekerjaan terbaik.
  1. Matematikawan
  2. Aktuaris
  3. Statistikawan
  4. Biologiawan
  5. Teknik Komputer
  6. Analis Sistem Komputer
  7. Sejarahwan
  8. Sosiologiawan
  9. Desainer Industri
  10. Akuntan
  11. Ekonom
  12. Philosof
  13. Fisikawan
  14. Parole Officer
  15. Meteorologist
  16. Teknisi Laboratorium Medis
  17. Asisten Paralegal
  18. Progamer Komputer
  19. Editor Animasi
  20. Astronom
Rangking 21 sampai 200 dan detailnya kamu bisa cek di WallStreetJournal. Sebagai catatan alumn matematika di indonesia pada umumnya terdiri dari matematikawan dan statistikawan, sementara aktuaris hanya diperoleh jika alumni matematika mengikuti progam S2 akturia.  S2 aktuaria di indonesia pertama kali didirikan di ITB di akhir tahun 90-an, dan baru diikuti beberapa kampus diindonesia lainnya beberapa tahun terakhir ini.  Alumni Gamatika pertama yang mengambil S2 aktuaria ini adalah Reny Amlia Permata (cek facebooknya: Reny) pada tahun 2012 di ITB. Sementara seorang alumni lain, M. Satriawan Basri mengambil banyak mata kuliah Aktuaria semasa kuliah S2 matematika finansial di ITB dan berencana menjadi seorang aktuaris (cek facebooknya: Satria).
Bagaimana menentukan pekerjaan terbaik di dunia itu? 
Wall Street Journal menilai dari 5 faktor utama yakni: Gaji, Lingkungan Kerja, Tingkat Stress, Jam Kerja dan Aktifitas Fisik.
  • Gaji
Jelas gaji adalah yang dilihat pertama kali saat hendak melamar pekerjaan, tidak mungkin kerja dengan baik kalo gaji tidak mencukupi pengeluaran kita.  Tapi gaji bukan alasan utama di beberapa orang kan, dan semua orang juga tidak hanya memperhitungkan gaji saat memilih pekerjaan. Bagaimana Wall Street Journal merangking pekerjaan berdasarkan jumlah gaji tentu bukan pekerjaan sulit, bahkan kamu pun bisakan.
  • Tingkat Stress
Nah punya pekerjaan dengan tingkat stress tinggi pasti kita hindari, emang kita mau kerja tapi tiap hari stress mulu? Tentu tidak. Bagaimana Wall Steet Journal menilai tingkat stress pekerjaan diantaranya dengan deadline suatu pekerjaan, pekerjaan beresiko tinggi, bertemu publik, banyak menggunakan peralatan, pekerjaan dengan resiko nyawa, pekerjaan yang membutuhkan detail, pekerjaan yg membutuhkan stamina  dll
  • Faktor Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja juga salah satu faktor yang kita pikirkan saat memilih pekerjaan, baik dari faktor fisik ataupun emosi.  Kerja sendirian di ruang tertutup selama berjam-jam atau bekerja dengan orang-orang yang tidak menyenangkan pasti menyebalkan.  Wall Street Journal menilai faktor lingkungan kerja ini berdasarkan komponen fisik dan emosi, diantaranya: tingkat kompetitif, teman-teman kerja, kondisi kerja (racun, kebisingan dll), aktifitas fisik (memanjat, merangkak, menunduk dll), kenyamanan dll
  • Aktifitas Fisik
Kerja tapi tugasnya ngangkatin benda-benda berat seperti kuli, atau kerjanya sepanjang hari ngejer-ngejer orang tentu melelahkan, sehingga aktifitas fisik juga faktor yang berperan besar dalam menentukan pilihan kita.  Kata teman saya, enaknya itu kerja-nya ngetes kenyamanan kasur, jadi kerjanya cuma tidur saja.  Wall Street Journal menilai ini dari berapa banyak aktifitas fisik yang digunakan selama bekerja.
  • Jam Kerja
Jam kerja juga salah satu faktor penting, kadang gaji 10jt terasa sedikit dibanding gaji 2jt jika pekerjaan 10jt tadi menuntut 12 jam kerja setiap hari dan pekerjaan 5jt cuma kerja 4jam sehari.  Kerja gaji tinggi tapi tidak bisa menikmati hidup tentu dihindari, karena berangkat kerja jam 5 pagi, pulang jam 7 malam sehingga sampai rumah langsung tidur, dan bangun langsung kerja akan bikin hidup bosan.  Bagaimana Wall Street Journal  menilai ini tentu hanya masalah kuantitatif, kamu juga bisa kan….

Detail dan metode yang digunakan Wall Street Journal bisa kamu dapatkan disini: WallStreetJournal
Tentu kita sebagai matematikawan wajib mensyukuri itu…., tapi saya curiga hasil research ini dilakukan Wall Street Journal di Negara Maju Saja, karena hal itu belum terlihat di Indonesia.  Tapi kita jangan berkecil hati, belajarlah dengan baik, kalau bisa dapatkan beasiswa S2 ke Luar Negeri sehingga kita bisa mencoba kerja disana, kembali lagi dengan jiwa nasionalis lebih kita dukung tentunya.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Welcome to My Blog

Facebook

Powered by Blogger.

- Copyright © JhoeSrhie's Math -Robotic Notes- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -